Review: Pelajaran Berharga tentang Cinta di Film ‘Crazy Rich Asians’

Film Hollywood rasa Asia

Review: Pelajaran Berharga tentang Cinta di Film ‘Crazy Rich Asians’

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Spoiler alert! Artikel ini nggak membahas keseluruhan jalan ceritanya dan ditulis hanya untuk keperluan review.

Crazy Rich Asians mungkin menjadi salah satu film fiksi adaptasi yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2018. Film beraliran komedi romantis ini diangkat dari trilogi novel Crazy Rich Asians karya Kevin Kwan. Salah satu alasan kenapa film yang disutradarai oleh Jon M. Chu tersebut sangat dinantikan yaitu karena pemainnya yang sebagian besar adalah aktris dan aktor Asia. Hal ini dipandang sebagai sesuatu yang segar di mana sebuah film Hollywood didominasi oleh orang Asia.

imdb-6-2-da7112f8666ea25fe6903edabfc5f9da.jpgimdb.com

Saat menonton film ini, aku sama sekali belum membaca ketiga novel tersebut dan memilih untuk melihat filmnya terlebih dahulu. Namun, seperti di artikel yang pernah aku tulis, garis besar film ini masih terdengar klasik seperti kisah Cinderella, ketika cinta terhalang status sosial. Aku yang nggak begitu menyukai novel atau cerita romantis awalnya nggak berharap banyak dengan film yang dimainkan oleh Constance Wu, aktris yang sudah eksis di industri Hollywood sejak tahun 2006, dan Henry Golding, aktor pendatang baru yang sama sekali belum pernah tampil di layar lebar ini. Tapi, saat keluar teater hingga menulis review ini, film tersebut masih membekas di ingatan.

Ada beberapa hal terkait hubungan yang coba ditunjukkan dalam film yang mengambil latar negara Singapura tersebut. Pertama, tentang bagaimana rasanya ketika pasangan mengajak kamu bertemu dengan keluarga besarnya. Rasa gugup seperti Rachel Chu saat berkunjung ke rumah Nick Young tentu dialami sebagian besar perempuan, seperti bingung mau pakai baju apa hingga kemampuan basa-basi. Tujuannya tentu saja supaya mendapat sambutan yang baik dari keluarga pasangan.

imdb-5-a98cce03147b5db6b8358211a694ebdf.jpgimdb.com

Sayangnya, apa yang dilakukan Rachel nyatanya nggak membuat ibu Nick terkesan. Bukan mempermasalahkan penampilan, tapi latar belakang Rachel. Walau profesi Rachel sebagai profesor ekonomi di universitas ternama cukup bergengsi, hal tersebut nggak berpengaruh banyak terhadap reaksi sang ibu setelah Rachel mengaku ayahnya sudah meninggal dan ibunya membesarkannya seorang diri di Amerika. Di sini “rasa Asia” nya baru muncul, ketika orangtua benar-benar mempertanyakan latar belakang keluarga pacar anaknya. Hal ini berbanding terbalik dengan kebanyakan orang Barat di mana latar belakang keluarga bisa dikesampingkan dan prestasi serta kemandirian diutamakan.

Hal tersebut berdampak pada restu ibunya terhadap hubungan mereka. Jika kita pernah ada di posisi Rachel, kita bisa merasakan kalau orangtua pacar kita nggak menyukai kita, tapi entah apa alasannya. Setelah cari tahu, alasan ibunya menolak kehadirannya adalah Rachel dipandang sebagai orang Amerika, meskipun memiliki fisik orang Asia. Di titik ini, nyatanya latar belakang bukan satu-satunya kendala, tapi pola pikir atau prinsip hidup yang berbeda juga bisa jadi penghalang. “Orang Amerika” yang melekat dalam diri Rachel dianggap bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut keluarga kekasihnya. Bahkan, Rachel bisa dianggap membawa pengaruh buruk kepada Nick.

imdb-f7ba8a3a5a92f7bbea7fd07f9bbb48a5.jpgimdb.com

Di luar permasalahan Nick dan Rachel, kita juga belajar dari hubungan Astrid dan suaminya, Michael. Astrid yang berasal dari keluarga kaya raya mengetahui bahwa suaminya, seorang mantan tentara yang baru memulai bisnis, selingkuh dengan perempuan lain. Hal ini langsung mengingatkanku pada diskusi bersama relationship coach, Satria Utama. Ketika hubungan didominasi oleh pihak perempuan, sebagian laki-laki merasa nggak percaya diri karena sebagai laki-laki mereka merasa dirinya yang perlu mendominasi, terlebih masalah ekonomi. Beberapa laki-laki menyikapi hal tersebut dengan cara yang keliru, yaitu mencari perempuan lain sehingga dirinya merasa bisa lebih mendominasi. Padahal, nggak semua perempuan yang lebih dominan memandang rendah pasangannya, justru menghargainya. Apa langkah yang diambil Astrid dalam film memberikan penonton perempuan maupun laki-laki pelajaran berharga tentang hubungan. Apa itu? Tonton saja di filmnya.

imdb-3-96cc9fb51b9c1439c6863baf99748941.jpgimdb.com

Cerita-cerita pendukung seperti persahabatan antara Rachel dan Peik Lin yang manis dan lucu serta hubungan dan masa lalu orangtua Rachel yang mengharukan juga nggak bisa dilewatkan. Komedi, romantis, seksi, dan haru jadi satu di film ini, terutama di beberapa adegan yang sanggup membuat hati penonton ikut tersentuh. Untuk kamu yang sedang mengalami masalah serupa dengan Rachel, ketika cinta diuji dan berhadapan dengan status, tentang pantas atau nggak pantas, film ini bakal bikin baper. Begitu juga untuk kamu yang bimbang, berusaha tegar, antara berusaha mengikhlaskan dia atau memperjuangkan demi restu orangtua, mungkin kamu perlu sedia tisu.

imdb-4-25cb71a242ed3c8c75ce86fe2d1a928e.jpgimdb.com

Sebenarnya masih ada beberapa hal yang ingin aku tulis, tapi sebaiknya ditahan supaya nggak “bocor”. Film ini menjadi salah satu film di mana aku nggak sibuk mencari-cari kesalahan karena bisa menikmati alur ceritanya. Maka nggak ada salahnya jika film Hollywood rasa Asia ini kamu jadikan film yang bisa kamu tonton di pekan ini.

BACA JUGA: Film ‘Crazy Rich Asians’, Kisah Cinta Cinderella dari Negeri Singa

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here