Ayo ngaku, siapa yang di sini suka banget update soal kisah percintaannya di media sosial? Lagi nonton film bareng, di-upload. Lagi makan di kafe hits, masuk Instagram story. Sehari bisa ada tiga kali posting-an soal hubungan kamu sama si pacar. Ada?
Kalau kamu termasuk salah satu orang yang suka pamer kemesraan, itu tandanya kamu orang yang butuh pengakuan, lho. Nikki Goldstein, pakar relationship dari Australia pernah mengungkapkan kalau kebanyakan milenial yang membagi kehidupan pacaran mereka di media sosial cuma digunakan untuk mencari ‘pengakuan’ tentang hubungan mereka dari orang lain. Mereka menggunakan media sosial untuk ‘pamer’ serta untuk memperoleh likes dan comment.
Pexels.com/Vera ArsicSebenarnya ajang ‘pamer’ status hubungan di media sosial bukan sesuatu yang baru. Dulu ketika Facebook muncul, kamu yang baru jadian pasti langsung mengubah status di Facebooknya menjadi in relationship. Nggak ada yang salah sebenarnya ketika kamu mengunggah foto pacar ke media sosial, karena kalau kamu nggak mengunggahnya sama sekali itu nggak baik untuk hubungan kamu. Tapi menurut Nikki Goldstein waktu yang ideal untuk mengunggah foto pacar ke media sosial adalah 1 bulan sekali. Sebab kalau kamu terlalu sering pamer kemesraan di media sosial, 4 hal ini yang akan orang-orang pikirkan mengenai hubungan kamu.
Sering posting foto lagi makan berdua di restoran mahal atau berduaan di dalam mobil sambil gandengan, nggak akan bikin kamu dan pacarmu jadi couple goals. Sekali dua kali posting foto berdua sih, nggak masalah. Tapi bagaimana kalau keseringan? Orang-orang yang melihat pasti bakalan berpikir kalau kalian adalah pasangan yang cuma cari sensasi dan ingin dipuji.
Media sosial kian makin beragam dan nggak ada matinya. Mulai dari yang khusus posting foto dan video sampai media sosial yang seolah bisa menyediakan segalanya, seperti sharing lokasi atau film yang sedang ditonton. Bahkan, kamu bisa mencurahkan seisi kepalamu di sana. Nggak sedikit orang yang hobi menuliskan tentang kegelisahan hatinya melalui media sosial.
Nggak ada salahnya kalau ingin berbagi, tapi jangan lupa pada etika mengunggah sesuatu di media sosial. Nggak semua hal bisa diumbar di sana. Ingatlah pada privasi yang mesti tetap kalian jaga. Nggak semua orang ingin tahu dan peduli dengan apa yang terjadi padamu. Jangan lupa untuk memilih dan memilah mana yang bisa dibagi dan mana yang sebaiknya disimpan sendiri.
Hubungan yang sudah masuk tingkat nyaman, seharusnya nggak perlu disuarakan dengan lantang. Cukup kamu dan dia saja yang menikmatinya. Orang lain nggak perlu tahu ketika betapa bahagianya kamu mendapat kejutan darinya. Momen ini akan tetap berharga jika dinikmati berdua, tanpa perlu dibagi kepada orang lain yang bahkan mungkin nggak kamu kenal di media sosial.
Kenyamanan seharusnya membuatmu menikmati setiap detik waktu yang dihabiskan bersamanya. Lalu melupakan segala usaha untuk mem-posting apa yang sedang kalian lakukan. Jika saat sedang bersama kamu masih terus fokus dengan media sosial milikmu, sepertinya kenyamanan yang kalian miliki hanyalah semu.
Seolah kamu ingin menjaga pasanganmu, supaya nggak ada orang ketiga. Ingin mengabarkan pada dunia bahwa dia adalah milikmu dan jangan sampai ada yang mengambilnya darimu. Kamu nggak lagi percaya pada dirimu sendiri. Seakan kalau nggak diumbar di media sosial, dia bisa saja berpaling pada yang lain dan meninggalkanmu begitu saja.
Ada krisis kepercayaan yang sedang terjadi dalam hubunganmu. Mengumbar kemesraan di media sosial yang terlalu sering bukan lagi murni karena kamu ingin membagikan momen bahagia, tapi hanya untuk menjaganya agar nggak digoda.
