Dear Mantan,
Kuucapkan selamat untukmu yang telah berhasil –lebih dulu– moveon. Aku turut berbahagia melihat senyum bahagiamu bersama pasangan baru yang kamu pamerkan melalui media sosialmu. Mengenai pasangan barumu, aku tak akan berkomentar tentangnya. Sebagai wanita normal, tentu aku merasa bahwa aku lebih baik darinya. Namun jika ternyata dia yang kini memberi kebahagiaan untukmu, ya aku bisa apa?
Aku juga ingin sepertimu
Jujur, aku juga ingin sepertimu. Terlepas dari bayang-bayang masa lalu dan berhagia dengan pasangan baru. Terbersit sedikit rasa iri padamu, kenapa kamu bisa lebih dulu lepas dariku? Sedang aku masih sibuk berkutat dengan bayang-bayangmu di kepalaku. Ya, kamu masih mengisi lebih dari separuh ruang dalam diriku.
Aku sudah mencoba berbagai cara, tapi kamu tetap saja punya tahta dalam hidupku
Aku bukan tidak mencoba untuk melepaskanmu, tidak. Aku juga bukan dengan sengaja menyimpan semua tentangmu, tidak. Sama sekali tidak. Aku mencoba berbagai cara agar bisa lepas dari kenangan tentangmu. Semua barang pemberianmu sudah kusimpan rapi, kumasukkan ke dalam kotak, dan tak pernah lagi kubuka sejak kita berpisah. Aku mengisi lebih banyak waktuku dengan bekerja, setidaknya agar otakku ini tak lagi berpikir tentangmu. Namun aku masih saja gagal, kamu masih punya tahta dalam hidupku. Kenangan tentangmu tak bisa kuhapus begitu saja. Kamu tetap jadi hal pertama yang muncul dari pikiranku ketika aku sendiri. Itu juga yang jadi penyebab kenapa aku bisa tahu foto barumu bersama pasangan di media sosial.
Aku mendoakan yang terbaik untukmu
Meski kini kamu telah lebih dulu punya pendamping baru, namun aku turut berbahagia untukmu. Aku mendoakan agar kamu dan dia selalu diberkahi dengan kebahagiaan. Semoga memang benar dia wanita yang kamu cari selama ini. Wanita yang lebih baik dariku. Wanita yang mampu memberikan kebahagiaan dalam hidupmu.
Sekali lagi kuucapkan selamat untukmu. Tolong doakan juga aku, agar bisa segera sepertimu, terlepas dari bayang-bayang masa lalu.
